top of page

Belajar dari rumah sudah menjadi rutinitas semua siswa sekolah saat ini. Hal ini dikarenakan virus COVID-19 yang menjadi pandemi dan momok untuk semua orang. Imbas dari adanya virus COVID-19 yang meresahkan adalah sekolah-sekolah mewajibkan siswanya untuk belajar secara online di rumah. Lalu, bagaimana cara untuk belajar di rumah secara efektif?


Belajar yang efektif adalah belajar yang dapat menghasilkan sesuatu yang berguna, sehingga mampu memberikan pemahaman, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta kualitas yang lebih baik agar dapat memberikan perubahan perilaku dan dapat diaplikasikan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga hasil dari pembelajaran itu dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.


Dan untuk mencapai belajar yang efektif tentu saja dalam proses belajarnya harus dilakukan dengan baik dan benar. Berikut ini adalah tips-tips belajar yang baik dan benar selama masa pandemic COVID-19 :

1. Tentukan Waktu dan Fokus

Cara belajar efektif di rumah yang pertama ialah kamu harus menentukan waktu atau buat schedule yang mirip seperti di sekolah. Tidak perlu sama persis, misalnya dengan menerapkan waktu belajar pukul 08.00 sampai pukul 13.00. Lalu, selama 5 jam belajar itu, bagikan lagi berapa lama durasi belajar untuk mata pelajaran yang berbeda dan jangan lupa waktu istirahat. Contohnya :

· 08.00 – 09.00 : Kimia

· 09.00 – 09.30 : Istirahat

· 09.30 – 10.00 : Bahasa Inggris

· 10.30 – 12.00 : Biologi

· Dst.

Setelah sudah menentukan waktu, kamu dituntut untuk mengerjakannya tidak setengah hati, hal ini dilakukan supaya kamu akan lebih terfokus dan kamu pun jadi tidak ketinggalan pelajaran. Untuk bisa menentukan waktu dan terfokus akan suatu hal yang kamu pelajari, kamu juga memerlukan niat yang sungguh-sungguh serta jangan lupa berdoa sebelum belajar.

2. Disiplin Dalam Belajar

Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan baik. Contohnya seperti belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-tunda lagi. Selain itu, untuk menerapkan disiplin dalam belajar kita juga perlu hal-hal berikut ini :

- Sering Latihan mengerjakan dan memahami soal-soal supaya terbiasa.

- Mulailah dari yang “kecil” yaitu pelajari materi yang mudah baru ke materi yang lebih menantang.

- Sering mengulang pelajaran yang sudah diajarkan.

- Saat study at home kamu harus benar-benar mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan oleh guru pembimbing mata pelajaran, serta sangat disarankan untuk mencatat intisari peljaran yang disampaikan guru pembimbing.

- Sering beratih juga untuk mata pelajaran yang kurang disukai.

- Hindari belajar berlebihan maksudnya dalam belajar jangan sampai terlalu berlarut-larut, lebih baik sebentar tapi kamu bisa benar-benar memahami, daripada berlarut-larut tapi belum tentu kamu bisa memahami apa yang kamu pelajari.

- Tidak lupa juga untuk selalu mengerjakan PR yang diberi guru pembimbing.

3. Rapikan Meja Belajar dan Cari Tempat Kondusif

Setelah menentukan waktu, cara selanjutnya ialah dengan merapikan meja belajar. Gimana kamu mau rajin dan semangat kalau meja belajar kamu berantakan? Makanya, momen ini pun bisa sekaligus kamu gunakan untuk ajang bersih-bersih dan membuang benda-benda yang sudah tidak diperlukan.

Pastikan meja belajar kamu cukup luas dan lengang supaya kamu bisa belajar dan berkreasi dengan bebas. Sediakan juga tempat sampah di dekat meja belajar. Terakhir, supaya ada sedikit penyejuk, kamu bisa meletakkan tanaman hias atau aquarium kecil. Serta sangat disarankan untuk meja belajar mu ini berada pada tempat yang kondusif dan tentunya nyaman untuk kamu supaya bisa lebih konsentrasi dalam belajar.

4. Cari Tahu Cara Belajar yang Sesuai

Cara belajar tiap orang itu berbeda-beda. Ada yang senang belajar sambil mendengarkan musik, ada yang butuh ketenangan, ada pula yang senang sambil ngemil. Mencari tahu cara belajar yang sesuai dengan kamu ini bisa menghindari kamu dari kantuk atau rasa malas yang menyerang. Dengan bersantai dan rileks, belajar pun bisa jadi lebih efektif. Namun, pastikan cara belajar ini tetap bisa membuat kamu on track alias tidak terdistraksi.

5. Cari Media Belajar yang Tepat

Selain mendapat materi-materi belajar dari sekolah, selama SFH (School From Home) pun kamu tentu harus tetap membekali diri kamu dengan media-media belajar lain yang tepat. Misalnya dengan menggunakan aplikasi belajar online seperti Quipper atau RuangGuru. Selain bisa mendapatkan berbagai materi dari semua mata pelajaran, kamu bakalan diajar oleh para tutor professional dan andal melalui video, rangkuman dan latihan soal. Tidak hanya itu saja, mungkin kamu juga bisa mencari guru pembimbing yang baik untuk mendampingi kamu saat study at home, misal les privat di rumah masing-masing juga bisa menjadi solusi.

6. Belajar Bareng Teman

Di zaman yang serba canggih seperti ini, kalau kamu mau belajar bareng teman juga tidak harus dengan kumpul bareng. Kamu bisa manfaatkan beragam aplikasi untuk video call. Dengan belajar bareng teman-teman via video call, mungkin kamu jadi lebih semangat. Rasa kantuk dan bosan pun pasti tidak akan ada. Kamu bisa mengajak beberapa teman dan jangan lupa tentukan jadwalnya. Dengan kesempatan ini, kamu juga harus bisa memanfaatkannya seperti kamu harus aktif bertanya dan aktif menjawab juga tentang mata pelajaran tertentu dengan temanmu, supaya saling melengkapi.

7. Hindari Sikap Tidak Jujur

Saat study at home ini, tentu banyak kesempatan kalian untuk berkomunikasi satu sama lain dengan lebih mudah, misal menanyakan jawaban ulangan atau tugas ke teman melalui aplikasi Whatsapp. Perlu diingat dan diperhatikan sikap seperti itu sebaiknya dihindari, dengan melakukan aktivitas pembelajaran di rumah ini kamu harus bisa memanfaatkannya. Cara pemanfaatannya yaitu jadikan kesempatan aktivitas pembelajaran di rumah ini, dengan masing-masing dari kalian harus bersaing secara sehat dengan belajar lebih giat lagi, supaya study at home ini juga berarti. Jadi, usahakan hindari sikap mencontek dalam mengerjakan ulangan atau pun tugas saat di rumah, serta kalian juga harus membiasakan diri kalian untuk belajar lebih giat lagi. Aktif tanya jawab dengan teman tidak dilarang, tetapi tidak saat ulangan.

8. Jaga Stamina Tubuh

Selain menyiapkan tempat, waktu, dan materi pelajaran, kamu juga harus menyiapkan fisik supaya bisa tetap fit selama waktu belajar. Untuk itu, jangan lupa selalu sediakan air putih supaya konsentrasi tetap terjaga. Tak hanya untuk konsentrasi, rutin minum air putih sebanyak minimal 8 gelas sehari pun bisa bikin kamu sehat. Kamu bisa menyiapkan air putih di botol minum besar supaya tidak bolak-balik ketika belajar. Tidak hanya minum air putih saja, tetapi dalam sehari-hari tubuh kamu juga harus didukung oleh nutrisi-nutrisi yang cukup seperti makan dengan unsur 4 sehat 5 sempurna dan tidak lupa konsumsi vitamin-vitamin supaya tubuh kamu terhindar dari berbgai macam penyakit.

9. Olahraga

Cara belajar efektif di rumah yang terakhir dan tidak boleh ketinggalan ialah dengan berolahraga. Kamu bisa melakukan olahraga ringan ketika jam istirahat. Cukup dengan stretch up untuk meregangkan kaki. Dengan berolahraga, kamu pun bisa terus semangat selama waktu belajar berlangsung alias tidak bikin ngantuk.

Selain itu terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya virus ini selagi kita melaksanakan SFH (School From Home) antara lain sebagai berikut :

1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat. Mencuci tangan secara teratur menggunakan air dan sabun atau handrub berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.

2. Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).

3. Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.

4. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.

5. Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.

6. Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.

7. Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.

8. Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda merasa demam, batuk, dan sulit bernapas. Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan setempat.

9. Selalu pantau perkembangan virus corona (COVID-19) dari sumber resmi dan akurat. Ikuti arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi dari sumber yang tepat dapat membantu Anda melindungi diri Anda dari penularan dan penyebaran penyakit ini.

  • Jul 13, 2020
  • 4 min read

Tata krama terdiri atas kata tata dan krama. Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan, tindakan, perbuatan. Tata krama berarti adat sopan santun, kebiasaan sopan santun.

Tata krama telah menjadi bagian dari hidup masyarakat. Ia telah menjadi persyaratan dalam hidup sehari-hari, justru meningkat dan sangat berperan untuk memudahkan manusia di terima di masyarakatnya. Tata krama berawal dari sebuah kebiasaan. Dimisalkan orang tua yang melatih anaknya cara makan, minum, menyapa, memberi hormat, berbicara, berpakaian, dan bersikap kepada tamu. Lama-kelamaan perilaku anak akan terbentuk menjadi sebuah kebiasaan. Disinilah letak dimana betapa pentingnya tata krama. Seseorang akan diperlakukan lebih baik apabila bersikap lebih baik pula.

Menurut pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian tata krama adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia setempat. Tata krama terdiri atas tata dan krama. Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan tindakan, perbuatan. Dengan demikian, tata krama berarti adab sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau sopan santun.

Berikut ini 13 macam tata krama yang bisa anda kenali, diantaranya adalah :


1). Tata Krama Berbicara

Banyak yang mengatakan bahwa seseorang dinilai berpendidikan atau tidak dari tata krama berbicaranya. Bukan berarti yang banyak basa-basi menjadi orang yang berpendidikan, namun mereka yang tahu bagaimana berbicara di tempat yang tepat dengan kondisi yang tepat bisa merupakan tata krama berbicara yang benar. Sulit memang, namun jika anda memiliki kebiasaan buruk sebaiknya cepat diubah.

Hal-hal yang perlu dihindari: 1. Membicarakan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan orang lain. 2. Mempermalukan orang lain. 3. Memborong seluruh pembicaraan. 4. Memotong pembicaraan orang lain. 5. Berbisik-bisik dalam suatu pertemuan. 6. Menyela pembicaraan tanpa diminta. 7. Berbicara sambil bertolak pinggang.


2). Tata Krama Makan

Selanjutnya ada tata krama makan, dimana anda pernah menemukan seseorang yang mungkin makan dengan sembarangan, bersendawa, kentut atau sebagainya yang membuat orang lain tidak nyaman atau bahkan merasa tidak nafsu makan ? adanya tata krama tak lain karena ingin membuat semua orang yang makan bersama merasa nyaman, bukan karena terlihat anggun dan juga cantik.

Tata krama makan setiap budaya memang berbeda, ada yang harus bersuara ada juga yang tidak boleh bersuara ketika makan. Semua ada maknanya, namun di Indonesia yang tidak bersuara dan tenang ketika makan dianggap sebagai kesopanan yang paling bagus.


3). Tata Krama Bertamu

Ketika bermain atau bertamu ke rumah orang lain tentu anda harus mengutamakan kesopanan. Sebagai orang lain yang mampir atau datang kita harus menunjukan rasa terima kasih sebagai tamu karena telah disambut dan diperlakukan dengan baik. Tamu memang raja, namun kita juga harus sadar bahwasannya tamu memang merepotkan.


4). Tata Krama Penampilan

Tata krama penampilan, apa yang dimaksud tata krama penampilan. Yaitu, penampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan acara. Misalnya anda tidak mungkin mengenakan gaun di acara formal kenegaraan dan sejenisnya. Tata krama menunjukan kesiapan dan kesesuaian kita berpenampilan dalam sebuah acara, bukan berarti harus selalu tertutup dari ujung kaki ke ujung kepala. Tata krama penampilan berarti menjaga penampilan agar tetap bagus untuk dilihat namun tidak terlalu terbuka.


5). Tata Krama Pergaulan

Bergaul merupakan cara manusia untuk bisa dekat dan bersosialisasi dengan teman dan sekitarnya, faktanya ketika anda bergaul seringkali muncul masalah. karena tidak menghargai atau karena sulit untuk dihargai.

Beberapa kunci pokok pergaulan:

1. Perlakukan orang lain sebagaimana anda memperlakukan diri sendiri. 2. Hargailah setiap orang menurut jati diri masing-masing.

3. Anda perlu membuka diri agar dikenal. Hal ini akan membuat cara orang lain bersikap terhadap diri anda.

4. Percaya kepada orang lain, cinta, dan sedia berkorban.


6). Tata Krama pada yang Berbeda Usia

Tata krama pada berbeda usia mungkin sering dibicarakan sebagai senioritas. Padahal sebenarnya bukan senioritas, menghargai dan menghormati sangatlah penting. Dimana usia muda menghormati yang lebih tua namun yang lebih tua juga menghargai yang lebih muda, dan itulah tata krama dengan orang yang berbeda usia.

7). Tata Krama Bekerja

Saat anda bekerja maka anda akan bertemu dengan berbagai orang, Macam-Macam Sifat Manusia yang bisa jadi cocok dengan anda atau justru kontra dengan anda. Namun apapun sifatnya sudah tentu anda harus bisa bersikap baik dan menerapkan tata krama atau sopan santun di pekerjaan.


8). Tata Krama Siswa

Sebagai pelajar tentu tidak sembarangan dalam bersikap, dimana sekolah sudah dianggap sebagai tempat yang harus dimanfaatkan untuk mendapatkan pelajaran tata krama yang tepat pada siswa. Jangan sampai, sekolah tidak mengajarkan moral yang seharusnya dan menyebabkan siswa tidak taat pada sopan santun yang seharusnya siswa lakukan.


9). Tata Krama Berkomunikasi di Media Sosial

1. Memakai bahasa yang baik supaya orang yang berkomunikasi tidak berpikir negatif.

2. Memberikan informasi yang benar dan jangan menyebar hoax.

3. Berkomentar yang positif dan membangun, sebaiknya komentar tidak mengandung bullying.

4. Beri data pribadi yang jelas,tidak identitas palsu

5. Hindari menyinggung pribadi seseorang yang tidak berkaitan dengan masalah yang diperbincangkan

6. Pikirkan kembali sebelum berkomentar. Bila tidak yakin lebih baik urungkan niat memberi komentar

10). Tata Krama Bersolek

Bersolek memang harus ada tata kramanya ? sudah tentu ada, dimana anda tidak bisa sembarangan berdandan atau bersolek dengan bebas. Maksudnya adalah, ada beberapa aturan dimana anda tentunya tidak bisa bersolek bebas pada momen tertentu seperti pemakaman, dan hal lainnya karena akan menyinggung keluarga yang berduka dan dianggap tidak sopan.


11). Tata Krama Meminta Bantuan

Seringkali banyak orang yang meminta tolong namun tidak memberikan kata terima kasih atau tolong. Padahal hal tersebut adalah tata krama mendasar dalam hal meminta bantuan, karena dari situ orang yang menolong anda akan merasa dihargai dan dibutuhkan.


12). Tata Krama Bicara Depan Umum

Seringkali ketika berbicara di depan orang lain anda merasa gugup dan melakukan kesalahan, hal ini masih ditoleransi karena setiap manusia bisa saja melakukan kesalahan. Namun bagaimana dengan tata krama bicara di tempat umum, tentu yang tidak menyinggung atau membawa suatu kaum atau kelompok dan menghargai. Kemudian jangan lupa untuk menjaga cara serta kata yang anda bicarakan.


13). Tata Krama Lainnya

Tata krama lainnya yang bisa anda terapkan di kehidupan sehari-hari seperti halnya ketika menelpon, memohon izin dan hal lainnya yang sebenarnya tidak kita sadari membutuhkan sopan santun namun sebenarnya penting.

  • Jul 13, 2020
  • 5 min read

Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Ahli

Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter. Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan di bawah ini merupakan bagan kterkaitan ketiga kerangka pikir ini.

1. Pendidikan Karakter Menurut Lickona

Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.

2. Pendidikan Karakter Menurut Suyanto

Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.

3. Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya

Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010).

4. Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi

Menurut kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29).

Nilai-nilai dalam pendidikan karakter

Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab.

Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development (usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah/madrasah untuk membantu pembentukan karakter secara optimal.

Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Di antara metode pembelajaran yang sesuai adalah metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode pujian dan hukuman.

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence plus character… that is the goal of true education (kecerdasan yang berkarakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).

Memahami Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.

Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:

1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya

2. Kemandirian dan tanggungjawab

3. Kejujuran/amanah, diplomatis

4. Hormat dan santun

5. Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;

6. Percaya diri dan pekerja keras

7. Kepemimpinan dan keadilan

8. Baik dan rendah hati, dan

9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan.

Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak.

Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.

Dampak Pendidikan Karakter

Apa dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik? Beberapa penelitian bermunculan untuk menjawab pertanyaan ini. Ringkasan dari beberapa penemuan penting mengenai hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Educator, yang diterbitkan oleh Character Education Partnership.

Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.

Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins, et.al, 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.

Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya.

Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.

Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar di antaranya adalah; Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di negara-negara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis.

Seiring sosialisasi tentang relevansi pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat tiap sekolah bisa segera menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

IMG_8201.JPG

Thanks for submitting!

  • Instagram
bottom of page